Tanah Papua secara geografis terletak pada daerah pinggiran
Islam di Nusantara, sehingga Islam di Papua luput dari kajian para sejarahwan
lokal maupun asing, kedatangan Islam di tanah Papua juga masih terjadi silang
pendapat di antara pemerhati, peneliti maupun para keturunan raja-raja di Raja
Ampat-Sorong, fak-fak, kaimana dan teluk Bintuni-Manokwari, diantara mereka
saling mengklaim bahwa Islam lebih awal datang kedaerahnya yang hanya di
buktikan dengan tradisi lisan tanpa didukung dengan bukti-bukti tertulis maupun
bukti-bukti arkelogis.
Masuknya islam di papua diyakini telah ada sebelum agama
Nasrani masuk. Namun hingga saat ini belum ditentukan secara persis kapan hal
itu terjadi. Saksi bisu sejarah itu adalah Masjid Patimburak di Distrik Kokas,
Fakfak. Masjid ini dibangun oleh Raja Wertuer I bernama kecil Semempe. Sejumlah
seminar yang pernah digelar seperti di Aceh pada tahun 1994, termasuk yang
dilangsungkan di ibukota provinsi Kabupaten Fakfak dan di Jayapura pada tahun
1997, belum menemukan kesepakatan itu.
Dalam sejarah islamisasi di papua terdapat 7 teori yang
membahas kedatangan islam, yaitu :
Teori Papua
Teori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat
di sebagaian rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah fakfak,
kaimana, manokwari dan raja ampat (sorong). Teori ini memandang Islam bukanlah
berasal dari luar Papua dan bukan di bawa dan disebarkan oleh kerejaan ternate
dan tidore atau pedagang muslim dan da’I dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun
Sulawesi. Namun Islam berasal dari Papua itu sendiri sejak pulau Papua
diciptakan oleh Allah Swt. mereka juga mengatak bahwa agama Islam telah
terdapat di Papua bersamaan dengan adanya pulau Papua sendiri, dan mereka
meyakini kisah bahwa dahulu tempat turunya nabi adam dan hawa berada di daratan
Papua.
Teori Aceh
Studi sejarah masukanya Islam di Fakfak yang dibentuk oleh
pemerintah kabupaten Fakfak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam datang
pada tanggal 8 Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh Abdul
Ghafar asal Aceh di Fatagar Lama, kampong Rumbati Fakfak. Penetapan tanggal
awal masuknya Islam tersebut berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh putra
bungsu Raja Rumbati XVI (Muhamad Sidik Bauw) dan Raja Rumbati XVII (H. Ismail
Samali Bauw), mubaligh Abdul Ghafar berdakwah selama 14 tahun (1360-1374 M) di
Rumbati dan sekitarnya, kemudian ia wafat dan di makamkan di belakang masjid
kampong Rumbati pada tahun 1374 M.
Pedagang muslim yang masuk ke Indonesia dilihat dari segi ekonomi, mereka mempunyai status social yang lebih dibandingkan penduduk pribumi. Interaksi antara penduduk pribumi dan pedagang muslim yang intens tidak jarang diteruskan dengan adanya perkawinan antara kaum pribumi dengan para pedagang muslim. Selanjutnya dalam prosesi perkawinan pihak pribumi harus mengucapkan kalimat syahadat sehingga perkawinan ini menjadi media yang efektif dalam penyebaran agama Islam. Contoh para ulama yang melakukan pernikahan dengan masyarakay pribumi diantaranya Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, perkawinan antara Sunan Gunung Jati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Campa yang beragama Islam kemudian berputera Raden Patah yang pada akhirnya menjadi raja Dem
Faktor - faktor yang menyebabkan agama Islam tersebar tidak merata:
Pada saat penyebaran agama Islam, dimulai dari ujung pulau. Karena para pembawa agama Islam menyebarkan agama Islam melalui perdagangan laut. Serta para pembawa agama cuma menyebarkan di daerah Indonesia bagian Barat dan Tengah saja yang dimana bagian Timur tidak ada. Sehingga masyarakat Indonesia bagian timur dominan bergama kristianPendidikan agama Islam yang tak banyak pada zaman penjajahan. Pada zaman penjajahan, masyarakat Indonesia kurang mempelajari dalam sistem pendidikan agama Islam. Tetapi banyak ulama-ulama terkenal Indonesia yang membuat pesantren dan hanya tersebar di bagian Timur dan Tengah saja
Beberapa faktor penyebaran islam diterima oleh masyarakat umum dgn damai dan cepat adalah : 1. Proses Jual Beli (perdagangan) 2. Proses Perjodohan 3.Proses Perkawinan 4.Keturunan 5. Kepercayaan Raja ( kepala daerah )
Antara lainnya mungkin itu, maaf kalo belum lengkap
Masuknya islam di papua diyakini telah ada sebelum agama Nasrani masuk. Namun hingga saat ini belum ditentukan secara persis kapan hal itu terjadi. Saksi bisu sejarah itu adalah Masjid Patimburak di Distrik Kokas, Fakfak. Masjid ini dibangun oleh Raja Wertuer I bernama kecil Semempe. Sejumlah seminar yang pernah digelar seperti di Aceh pada tahun 1994, termasuk yang dilangsungkan di ibukota provinsi Kabupaten Fakfak dan di Jayapura pada tahun 1997, belum menemukan kesepakatan itu.
Dalam sejarah islamisasi di papua terdapat 7 teori yang membahas kedatangan islam, yaitu :
Teori Papua Teori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat di sebagaian rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah fakfak, kaimana, manokwari dan raja ampat (sorong). Teori ini memandang Islam bukanlah berasal dari luar Papua dan bukan di bawa dan disebarkan oleh kerejaan ternate dan tidore atau pedagang muslim dan da’I dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi. Namun Islam berasal dari Papua itu sendiri sejak pulau Papua diciptakan oleh Allah Swt. mereka juga mengatak bahwa agama Islam telah terdapat di Papua bersamaan dengan adanya pulau Papua sendiri, dan mereka meyakini kisah bahwa dahulu tempat turunya nabi adam dan hawa berada di daratan Papua.
Teori Aceh Studi sejarah masukanya Islam di Fakfak yang dibentuk oleh pemerintah kabupaten Fakfak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam datang pada tanggal 8 Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh Abdul Ghafar asal Aceh di Fatagar Lama, kampong Rumbati Fakfak. Penetapan tanggal awal masuknya Islam tersebut berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh putra bungsu Raja Rumbati XVI (Muhamad Sidik Bauw) dan Raja Rumbati XVII (H. Ismail Samali Bauw), mubaligh Abdul Ghafar berdakwah selama 14 tahun (1360-1374 M) di Rumbati dan sekitarnya, kemudian ia wafat dan di makamkan di belakang masjid kampong Rumbati pada tahun 1374 M.
1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
2. Syaratnya mudah, hanya dengan ucapkan kalimat Syahadat, yang berisi pengakuan adanya “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah”
3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih menarik bagi rakyat biasa yang jumlahnya justru lebih besar.
4. Upacara-upacara keagamaan sangat sederhana.
5. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengan kebudayaan setempat.
6. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam berkembang pesat.
semoga membantu
jawaban:
benar
Penjelasan:
Pedagang muslim yang masuk ke Indonesia dilihat dari segi ekonomi, mereka mempunyai status social yang lebih dibandingkan penduduk pribumi. Interaksi antara penduduk pribumi dan pedagang muslim yang intens tidak jarang diteruskan dengan adanya perkawinan antara kaum pribumi dengan para pedagang muslim. Selanjutnya dalam prosesi perkawinan pihak pribumi harus mengucapkan kalimat syahadat sehingga perkawinan ini menjadi media yang efektif dalam penyebaran agama Islam. Contoh para ulama yang melakukan pernikahan dengan masyarakay pribumi diantaranya Raden Rakhmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, perkawinan antara Sunan Gunung Jati dengan putri Kawungaten, perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Campa yang beragama Islam kemudian berputera Raden Patah yang pada akhirnya menjadi raja Dem
jawaban:
Penjelasan:
1. Awalnya tujuan para pedatang ke indonesaia bukan dakwah tetapi berdagang.
2. Peyebaran islam tdk terencana secara sistematis
3. Masuk islam atas kesadaran sendiri
4. Sudah ada agama sebelum islam datang yaitu hindu dan budha
5 dll
Penjelasan:
Faktor - faktor yang menyebabkan agama Islam tersebar tidak merata:
Pada saat penyebaran agama Islam, dimulai dari ujung pulau. Karena para pembawa agama Islam menyebarkan agama Islam melalui perdagangan laut. Serta para pembawa agama cuma menyebarkan di daerah Indonesia bagian Barat dan Tengah saja yang dimana bagian Timur tidak ada. Sehingga masyarakat Indonesia bagian timur dominan bergama kristianPendidikan agama Islam yang tak banyak pada zaman penjajahan. Pada zaman penjajahan, masyarakat Indonesia kurang mempelajari dalam sistem pendidikan agama Islam. Tetapi banyak ulama-ulama terkenal Indonesia yang membuat pesantren dan hanya tersebar di bagian Timur dan Tengah saja1. Proses Jual Beli (perdagangan)
2. Proses Perjodohan
3.Proses Perkawinan
4.Keturunan
5. Kepercayaan Raja ( kepala daerah )
Antara lainnya mungkin itu, maaf kalo belum lengkap
Maap kalo salah
waktu dulu para penyebar islam melakukan dakwan dengan media wayang dan cerita cerita rakyat
Pertanyaan lain tentang: Sejarah
Pertanyaan populer
Pertanyaan terbaru