Naibul Fail adalah isim yang harus marfu' dan ditempatkan setelah fi'il mabni majhul yang awalnya adalah posisi fa'il yang dihilangkan. Ada baiknya sebelum mengkaji naibul fail mengkaji dulu;
2. syarat2 menjadi naibul fail
Jawab...
Syarat-syarat Fa’il
Syarat-syarat fa’il yaitu:
a. Berupa isim shorih (dhohir, dlomir baik bariz atau mustatir, isyaroh, dan maushul) dan muawwal/ dita’wil baik dengan alat-alat mashdariah ataupun أَنَّ، إنَّ, seperti: جَاءَ زَيْدٌ، يَحْسُنُ أَنْ تَحْفَظَ الْقُرْآنَ
b. Hukumnya wajib rafa’ baik harakat maupun hurufnya, seperti: جَاءَ زَيْدٌ، جَاءَ زَيْدَانِ، جَاءَ زَيْدُوْنَ
c. Jatuh setelah fi’il yang sempurna, mabni ma’lum atau serupa fi’il mabni ma’lum, seperti: هَذَا جَمِيْلٌ وَجْهُهُ، كَتَبَ زَيْدٌ الدَّرْسَ
d. Fa’il dhohir muannats haqiqi (nyata perempuan) madlinya harus diberi تأتأنيث الساكنة, seperti: قَالَتْ فَاطِمَةٌ
e. Fa’il dhohir, baik mufrod, tatsniyah maupun jama’, maka fi’ilnya tidak boleh ada tanda tatsniyah dan jama’nya (fi’ilnya tetap mufrod/ tunggal), seperti:
يَفُوْزَ الشُّهَدَاءُ, جَاءَ الزَّيْدَانِ
f. Bila fa’ilnya berupa dlomir muannats, baik haqiqi ataupun majazi, maka fi’il madlinya harus diberi تأتأنيث الساكنة, seperti: الشَّمْسُ طَلَعَتْ، الْمُسْلِمَةُ قَامَتْ
3. contoh naibul fa'il dalam al-qur'an
Jawab...
-Naibul Fa'il berupa isim dhohir
-Naibul Fa'il berupa isim dlomir
-Naibul Fa'il berupa isim menempati mahall i'rob rofa
jawaban:
1. apa itu naibul fail?
Jawab...
Naibul Fail adalah isim yang harus marfu' dan ditempatkan setelah fi'il mabni majhul yang awalnya adalah posisi fa'il yang dihilangkan. Ada baiknya sebelum mengkaji naibul fail mengkaji dulu;
2. syarat2 menjadi naibul fail
Jawab...
Syarat-syarat Fa’il
Syarat-syarat fa’il yaitu:
a. Berupa isim shorih (dhohir, dlomir baik bariz atau mustatir, isyaroh, dan maushul) dan muawwal/ dita’wil baik dengan alat-alat mashdariah ataupun أَنَّ، إنَّ, seperti: جَاءَ زَيْدٌ، يَحْسُنُ أَنْ تَحْفَظَ الْقُرْآنَ
b. Hukumnya wajib rafa’ baik harakat maupun hurufnya, seperti: جَاءَ زَيْدٌ، جَاءَ زَيْدَانِ، جَاءَ زَيْدُوْنَ
c. Jatuh setelah fi’il yang sempurna, mabni ma’lum atau serupa fi’il mabni ma’lum, seperti: هَذَا جَمِيْلٌ وَجْهُهُ، كَتَبَ زَيْدٌ الدَّرْسَ
d. Fa’il dhohir muannats haqiqi (nyata perempuan) madlinya harus diberi تأتأنيث الساكنة, seperti: قَالَتْ فَاطِمَةٌ
e. Fa’il dhohir, baik mufrod, tatsniyah maupun jama’, maka fi’ilnya tidak boleh ada tanda tatsniyah dan jama’nya (fi’ilnya tetap mufrod/ tunggal), seperti:
يَفُوْزَ الشُّهَدَاءُ, جَاءَ الزَّيْدَانِ
f. Bila fa’ilnya berupa dlomir muannats, baik haqiqi ataupun majazi, maka fi’il madlinya harus diberi تأتأنيث الساكنة, seperti: الشَّمْسُ طَلَعَتْ، الْمُسْلِمَةُ قَامَتْ
3. contoh naibul fa'il dalam al-qur'an
Jawab...
-Naibul Fa'il berupa isim dhohir
-Naibul Fa'il berupa isim dlomir
-Naibul Fa'il berupa isim menempati mahall i'rob rofa
#Semoga Membantu:)
#Follow me;)
#Jadikan jawaban ini yang terbaik:)
1) sponge
2) lintah
3) udang
4) cacing pipih
5) bintang laut
# semoga membantu #
jawaban:
amin
penjelasan:
gak tauhjsjsjajajajajajjaja
Pertanyaan lain tentang: B. Arab
Pertanyaan populer
Pertanyaan terbaru